Follow me

Rabu, 21 Januari 2015

Menjernihkan Air

Ini  pengalaman penulis seputar air kuning yang  dialami semasa kecil bersama keluarga, sampai sekarang  masalah air itu tetap jadi bahan experimental yang menantang untuk meningkatkan kualitasnya hingga akhirnya penulis temukan hasilnya. Bagi yang masih bergulat seputar penjernihan air, ini merupakan salah satu trik dan tips, dan hanya bersifat kasuistis saja. Sebagian orang hanya berpikir saja tetapi belum melakukan mungkin karena bosan atau sudah pasrah hahahah. Jika agan-agan sekalian baik itu di kalangan rumah tangga, usaha depot air minum, proyek-proyek sosial kemasyarakatan  atau instansi pemerintahan yang memiliki sistim/instalasi penjernihan air dan sementara mencari jalan keluar tentang air yang kuning, cara ini patut dicoba. Tentulah ini tidak bisa dibandingkan dengan sistim Reverse Osmosis yang lagi tenar sekarang ini, karena itu berbicara penjernihan kualitas air minum dengan teknologi tinggi, tetapi ini berbicara kecepatan dan kapasitas saringan. (kecepatan RO 20 galon dalam semalam/12 jam). Tidak ada hal-hal yang sulit dalam tulisan ini, karena semuanya berangkat dari pengalaman-pengalaman sepanjang beberapa tahun tentang air keruh. Betapa menderitanya ketika air yang sangat  penting tetapi gak tersedia. Jika hanya untuk memasak atau untuk air minum sih oke-oke saja cukup buat saringan air sistim gravitasi/tradisional masalah teratasi, tetapi jika untuk skala besar misalnya untuk mencuci pakaian atau mandi wah jadi ribet, masak untuk mandi saja harus tunggu berjam-jam bisa gosong tuh nasi di dapur. Jika ada teman-teman mengalami kondisi seperti saya tidak ada salahnya cara ini patut dicoba, bukan dosa dan tidak sampai mempertaruhkan nyawa .... ,kita langsung  ke TKPnya ya :)  di Kab Luwu Timur Prov Sulsel.





FAKTA



1.   Daerah saya dulunya daerah berawa-rawa kemudian jadi pemukiman dan dikelilingi pegunungan. Ketinggian permukaan air tanah jika musim hujan 15-30 cm jika kemarau bisa 6 meter (maksudnya kalau kita gali tanah lalu lihat kedalaman berapa meter kita dapat air ).

2.   Warna air kuning seperti sirup lemon untuk sumur maupun sumur bor, menurut orang kadar besinya terlalu tinggi apa bener ya?, Memang didaerah saya adalah daerah dimana ada konsesi tambang  Nikel dan biji besi oleh PT. Vale Inco sekitar radius 80 km dan memiliki karakter tanah yang sama.

3.   Baunya seperti telur busuk jika baru keluar dari pompa.

4.   Rasanya jika untuk kumur-kumur sperti agak asam dan agak ngilu di gigi.

5.   Timbul genangan di permukaan seperti minyak jika didiamkan beberapa saat.

6.   Kamar mandi jadi kuning semua baik dinding, lantai, bak, ember, gayung.

7.   Jika dipakai untuk mandi membuat rambut kaku dan keras dan susah disisir sekalipun sudah pakai shampo.

8.   Air pada waktu disedot pakai mesin kelihatan jernih, tetapi hanya butuh satu jam untuk bertransformasi warna menjadi kuning dan seperti ada minyak mengambang dipermukaan, aneh yah ?

9.   Sumur menjadi berkerak, mirip lumut tetapi jika di pegang mirip pasta dan berwarna merah bata. Dulu waktu kecil saya ditugaskan bersihin sumur dan disikat sampai bersih lalu dikuras, hasilnya bagus sih air jernih plus sakit sekujur tubuhku...tetapi hanya 3 hari saja bertahan selebihnya dia bernyanyi , " Aku masih seperti yang dulu ". hahhaha

10. Jika ada air yang merembes di pipa atau dinding warnanya seperti karat besi.

11. Pipa dari sumur bor cepat tersumbat karena berkerak sehingga menambah biaya listrik karena pompa lebih lama mengisi bak.

12. Saringan tradisional pakai sistim gravitasi tidak kuat, kerjanya sangat lambat hanya 5 ml/detik, dan gampang tersumbat/padat atau sudah jenuh/tidak mampu lagi menyimpan kotoran dan harus dibersihkan  / 2 minggu sekali, repot kan ? yaelah masa kerjaan kita hanya ngebersihin saringan mulu.hadew..tepok jidat gw.





SURVEY DAN PERENCANAAN :
Yang saya lakukan adalah mengembangkan saringan tradisional dengan berbagai uji coba dengan melihat kekurangan dan kelebihan saringan tradisional.

1.   Saya buatkan tower setinggi 4 meter dengan memanfaatkan sudut dari bangunan rumah, jadi kalau kita mau buat bak penampungan bisa direncanakan sebelumnya, yaitu di cor plat sekalian letaknya bisa diatas kamar mandi sekalian jadi atap atau seperti yang saya buat ini yaitu numpang di sudut rumah. Kalau dihitung biayanya maka lebih murah dibanding pakai atap seng, belum termasuk kayu-kayunya. Pertimbangannya supaya semakin tinggi penempatannya gravitasinya bertambah sehingga jika saringan agak mampat akan dipaksa oleh gaya gravitasi tadi. Jangan lupa buatkan  keran pembuangan di dasar lantai (drain floor) dan lubang overflow ( 5 cm dari dinding atas, opsional jika nanti pakai pelampung otomatis).

2.    Masih tentang sisi ekonomi, Saringan air ini sangat praktis karena saringan dan bak penampungan dikombinasi jadi satu. Bukan seperti yang lain, saringan dan penampungan berdiri sendiri, jadi sangat hemat biaya. Pada beberapa filter di pasaran kita akan menemukan beberapa tabung pengolah biasanya dua atau bahkan tiga tabung dirangkai menjadi satu, atau malah ada yang membuat bak penampung dan saringan terpisah, tetapi filter ini cukup satu saja tetapi sekaligus jadi penampungan jadi ketika mati lampu air masih bisa bertahan 2 hari untuk satu rumah dengan 6 orang penghuni. Saya rasa mati lampu juga masalah umum di Indonesia maka memikirkan bak penampungan juga adalah hal yang baik bro. Jadi memiliki bak penampungan menghindarkan kita dari dosa karena sering menyalahkan PLN dan anak anak di rumah karena rebutan air sisa heheh. Ditempat saya biaya pembuatan saringan ini sekitar 500 ribu antara lain untuk beli semen, bata ,dan besi secukupnya plus biaya tukang, tapi saya kerjakan sendiri bersama istri tercinta jadi tambah hemat la yaw ( gambar dibawah ). Tetapi kalau mau bikin tower yang berdiri sendiri juga tidak apa apa. Agan bisa hitung sendiri biayanya dengan konstruksi empat kaki beton bertulang dengan bak diatasnya yang tentu sesuai dengan harga material di tempat anda. Bandingkan dengan harga tandon air fiber dipasaran dengan kapasitas 500 ltr saja harganya bisa mencapai 2 jutaan, belum termasuk beton penyangga, memang mau digantung begitu saja  ehheehe. Belum lagi soal ketahanannya tank fiber bertahan hanya 5 tahun dan cepat lapuk jika terpapar sinar matahari, susah dibersihkan /susah untuk masuk kedalam apalagi keluar, dan jika terlanjur sudah masuk maka dijamin agan akan keringatan dibuatnya. Jadi filter ini memang sangat praktis dan murah. Jika dengan biaya segitu lalu kita berpikir lebih baik buat sumur bor dalam dengan kedalaman sampai 50 meter atau lebih, itu juga pilihan karena biaya pengeboran di tiap tiap wilayah di Indonesia berbeda. Di tempat saya biaya pengeboran kedalaman 4-20 meter sekitar  Rp 700 ribu- 1 jutaan, kedalaman 50 meter keatas bisa sampai Rp 7 jutaan. Inipun juga kalau kita beruntung lokasi kita ada air jernihnya.

3.   Lalu kemudian sistim pendistribusian atau instalasi. Sebaiknya sistim-sistim distribusi air kita dirubah menjadi centralized/terpusat hanya pada satu bak penampungan. Saya pernah melihat suatu kompleks asrama dengan ketidakpraktisan ini, ada beberapa pompa yang dijalankan untuk mengisi beberapa bak, maka pasti perlu beberapa orang untuk mengontrolnya syukur kalau ingat, kalau tidak ? setiap hari pasti ada yang namanya kecolongan karena lupa matikan salah satu pompa yang pasti berimbas kepada melonjaknya tagihan listrik, belum lagi perawatan pompa-pompa itu. Jika tingkat pemakaian tinggi dengan jumlah orang yang memakai sudah seratusan orang atau lebih sistim terpusat sudah sangat disarankan. Sementara contoh yang saya tampilkan hanya dipakai berlima dalam keluarga. Hanya waktu waktu tertentu saja bisa banyak. Ada 7 keran yang disuplai oleh bak ini antara lain 3 kamar mandi, 1 mesin cuci, 1 untuk garasi, 1 untuk taman, 1 untuk kandang hewan ternak. Jika kita pakai sistim terpusat maka kita gampang untuk mengintalasi dan merawat pipa-pipa supaya jangan berseliweran di bawah tanah yang pasti kalau banyak sumber akan ada masalah jika ada kebocoran. 








PELAKSANAAN :


1.   Buatkan tiang penyangga beton bertulang empat kaki.

2.   Buat bak penampungan berukuran 1,35 m X 1,35m  dan tinggi 1,25  m. Silahkan di buat sesuai selera, tetapi menurut penulis ukuran inilah yang paling ekonomis untuk kelas rumah tangga, kalau berbicara skala besar atau industri  silahkan diperbesar kapasitasnya tentu dengan menambahkan beberapa filter dalam bak itu. Untuk menghindari rembesan dari dinding bak bak gunakan cat pelapis anti bocor NO DROP atau merk lain. Bisa juga lantai dan dinding di lapis kerami/tegel tetapi ini tidak disarankan karena boros cukup pakai acian semen tetapi gak tebal. Ukuran ini masih bisa kok untuk  kos-kosan/asrama dan industri seperti pabrik tahu dll. Atau kapasitas pompanya yang diperbesar. Penulis memakai Simizhu 128 bit. Jika lebih besar dari ukuran bak ini, mungkin bisa pakai jenis pompa yang lebih besar untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran.

3.   Buatkan saringan/filter menggunakan pipa paralon 3/4 inch atau kalau ada 1 1/4 inch yang di bolongin semua sisinya mirip moncong senjata sepanjang 40 cm. Cara membuat lubangnya pakai besi 10 mm atau 12 yang dipanaskan atau bisa pakai solder atau bisa digergaji/gurinda, lalu lapisi dengan screen anti nyamuk (biasa dipakai di pintu angin di atas jendela, yg bagus mirip benang nylon yang di anyam dan warnanya hijau) lilitkan 3 atau 4 kali dan iikat pakai tali rafia supaya tidak terbongkar  gunanya untuk menghalangi pasir merembes kedalam pipa . Kemudian ikat ujungnya

4.   Tutup dengan spon tebal 2-3 cm dua lapis (bisa dari bekas sofa atau beli di tukang reparasi jok /sofa.

5.   Letakkan dibawah lantai bak 5 cm dari lantai, posisinya melintang.

6.   Timbun dengan pasir halus (bukan kasar) bercampur dengan arang batok kelapa sebanyak  4-5 ember saja. Posisi filter air ini tidak menggunakan semua lantai tetapi hanya bagian sudut saja. Jadi sisi lantai yg lain akan ditempati oleh ampas yang mengendap sehingga ketika membersihkannya tinggal buka keran pembuangan maka ampas tadi langsung terbuang. Pada beberapa  filter teman-teman selama ini penulis temukan seantero lantai diisi pasir semua, memang jernih sih tetapi tidak sampai sebulan sudah mampat dan jika membersihkannya susah karena material yang terlalu banyak.

7.   Padatkan pasir dengan cara ditepuk-tepuk pakai telapak tangan.

8.   Buatkan dinding dari batu bata mengelilingi timbunan pasir tadi dengan ukuran 40 cm X 30 cm.

9.   Tutup gundukan tadi menggunakan karung bekas lalu tempatkan beberapa potongan bata diatasnya supaya pasirnya tidak kemana-mana. 










REVIEW dan MAINTENANCE


1.   Ternyata air kuning ini (karakter air ini) dalam waktu 20 - 30 hari menjadi jernih sendiri dan ampasnya mengendap didasarnya. Kalau begitu bisa saja kita buat bak penampungan dengan ukuran besar misanya 5 meter X 5 meter ?, ya bisa saja tapi kan sulit mewujudkannya, kecuali topograpi lahan kita di pegunungan itu pasti bisa, tinggal menempatkannya diketinggian saja. Dengan pengamatan itulah penulis berpikir air ini tidak  serta merta harus melewati saringan ketika dipompa dari sumur tetapi sebaiknya melewati proses sedimentasi telebih dahulu sehingga tidak membebani filter nantinya. Tentunya ini  sangat menguntungkan dari sisi maintenance filter. Semua filter boleh cepat dan jernih tetapi bagaimana dengan perawatannya. Bandingkan dengan filter yang lain dimana semua sampah tertahan di filter, pasti membersihkannya harus sesering mungkin.

2.   Perlu ada aerasi supaya kimia-kimia asing bisa terurai di udara, dan air kita yang miskin oksigen  tadi bisa bertambah kandungan oksigennya, jadi ingat prinsip akuarium dan empang udang hehehe. Jadi penulis buatkan pipa inlet dengan cara dilubang kecil-kecil sepanjang 40 cm mirip filter tadi dan letakkan melintang di atas bak jadi air dari pompa tidak keluar begitu saja tapi muncrat kemana-mana. Bisa juga pakai papan melintang lalu jatuhkan air diatas papan tersebut maka air akan menyebar. Proses ini jangan diabaikan penulis telah buktikan kalau air tanpa aerasi dan beraerasi berbeda hasilnya. Air tanpa aerasi tidak akan jernih dalam waktu singkat.

3.   Jadi bisa di kelompokkan tugas dari masing-masing proses ini yaitu AERASI 30 %, SEDIMENTASI 25%, FILTRASI 30%, dan sisanya GRAVITASI

4.   Bak diisi ketika tinggal 15 % nya untuk menghindari filter kering. Kalau terlanjur kering jadi susah keluarnya bisa repot mesti bongkar filter lagi.

5.   Pada awal penyaringan biasanya hasilnya agak kabur karena filter air masih menyesuaikan, tunggu besoknya baru buktikan hasilnya. Jadi alirkan saja dahulu sambil mengamati perubahannya.

6.   Cara mentest air yaitu dengan menggunakan teh celup. Ambil segelas sampel lalu celupkan teh tadi berulang-ulang. Jika airnya berubah warna mengikuti warna teh maka itu airnya sudah bagus, tetapi jika berubah warna jadi hitam maka itu air penipu alias palsu,tunggu 4 atau 5 jam akan berubah warna menjadi kuning berkarat. Teori ini bisa anda terapkan ketika akan mengebor air tanah untuk mencari air jernih. Ada juga air penipu yak...hahaaha...kirain cuma koruptor saja. 

7.   Tutup bagian atas bak bisa menggunakan seng atau biasa pakai calsiboard untuk menghindari sinar matahari yang dapat memicu pertumbuhan lumut pada dinding bak. 

8.   Untuk mencegah kekurangan suplay ke bak penampungan sebaiknya pakai pelampung otomatis.

9.   Jika ingin membersihkan filter, lepas/cabut dari pipa penghubung/outlet (buat supaya gampang dibongkar pasang pakai watermore/kopling?) atau bisa juga dibuat pakai reducer/oversock. lalu buka semua bagian2 filter cuci dengan air mengalir dan sambil diperas. Tidak perlu diturunkan dari atas tower, cukup jalankan pompa sambil juga membersihkan pasir, bata dan dinding disikat sambil buka kran pembuangan.

10. Pipa outlet dari bak sampai ke instalasi rumah jangan sampai bocor karena akan mengurangi kecepatan sampai 30 %. Masalahnya udara yang akan masuk ke tempat bocor sehingga daya hisap berkurang.

11. Saringan dibersihkan setahun hanya 2 kali. tidak masuk akal?. Ya hal ini juga yang menjadi salah satu kelebihan saringan ini yang mungkin belum ada tandingannya. Lama-lama bisa lupa ada saringan diatas hehe.. Bandingkan dengan filter konvensional anda seberapa lama baru anda bersihkan?.
12. Jika hanya perawatan ringan ketika air agak melambat (maksudnya tanpa membongkar filter) maka cukup diinjeksi pakai arus dari pompa ke keran outlet pakai selang, jadi rencanakan keran dari inlet pompa berdampingan dengan keran outlet. Cara kedua bisa dengan membuka keran outlet dari housingnya supaya menarik air dengan volume besar.
13. Jika tingkat kadar besi anda sangat parah seperti yang penulis alami maka sering-seringlah melakukan perawatan pipa inlet karena pipa akan semakin tersumbat dan akan berakibat pada suplai berkurang dan proses pengisian semakin lama, biaya listrik meningkat.









HASIL AKHIR DAN SARAN




1.   Air sangat  jernih. Bahkan penulis sendiri heran dibuatnya, mengapa bisa begitu? .Tetapi inilah hasilnya.Penulis renungkan kenapa tidak dari dulu saringan tradisional ini dibuat tinggi seperti ini, kayaknya semua pada tahu deh betapa repotnya membawa material seperti pasir  berember-ember, ijuk, kerikil, batu bata ke tempat tinggi. Saringan tradisionalpun jika diletakkan ditempat tinggi paling hanya menetes seperti hujan, tetapi ketika dilewatkan kesebuah pipa maka ada daya sedot yang luar biasa,jadi ada semacam gabungan gaya gravitasi dan daya hisaplah yang membuat kecepatan air ini sangat baik. Kalau bisa disimpulkan ini penggabungan beberapa tehnik penjernihan air yaitu FILTRASI, SEDIMENTASI,AERASI, GRAVITASI, minus KOAGULASI. Saringan ini kalau hanya diletakkan 1 meter dari permukaan tanah maka pasti hasilnya berbeda. Penulis tidak tahu dengan kadar kimianya bagaimana, pernah terpikirkan untuk bawa kelaboratorium tempat temanku kerja tetapi belum kesampaian. Cuma ingin tahu jumlah kadar kimianya sih untuk standard air minum. Tetapi pokoknya jernih bak kaca dan tidak berubah warna dan juga tidak berbau lumpur/besi pada esok harinya/stabil,sehingga mandi mencuci dll lancar jaya mas brow..:).Hmm..... lepas lagi bebanku yang satu ini. Malah saya berencana mengganti semua bak mandi menjadi sistim shower mengingat sistim ini sangat hemat air dan sangat praktis dalam artian biar kamar mandi kecil bisa jadi lega karena bak mandinya dibongkar hahaha...solusi bagi pemilik lahan sempit diperkotaan. Kalau kamar mandi di luar sana (Eropa, Amerika) rata-rata tidak pakai bak di dalam dengan alasan kesehatan dan efisiensi bangunan, selain tentunya budaya mereka yang tidak suka dengan kamar mandi basah. Air yang bermalam tidak bebas dari serangga misalnya nyamuk yang bertelur, kecoa, kadal, cicak, burung, bahkan tikus, sehingga besok paginya kita biasanya menjumpai kotoran kecil di dasar bak sehingga mau-tidak mau harus dikuras, jadi boros kan?, belum lagi kalau bak sharing, pasti sisa sabun dari yang lebih dahulu mandi atau anak kecil yang suka main sabun di bak meninggalkan sampah di dasarnya. Loh koq jadi sharing bak mandi sih  hehehe....padahal ini tentang saringan air hahahah.

2.   Kecepatan video diatas menggunakan bak 70 ltr diisi penuh hanya 4 menit. Bisa untuk menyuplai 3 keran air yang dibuka bersama..Cepat kan?




Mungkin sekian dulu sobat sharingnya tentang air kuning dan solusinya. Kali lain mudah-mudahan ada materi baru.
Konsultasi selanjutnya  bisa hubungi saya di siontpra_89@yahoo.co.id




32 komentar:

  1. Terima kasih pak Sion sudah sharing info yang berguna ini. Semoga bermanfaat bagi yang mengalami hal serupa. tetap berkarya pak Sion :)

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  3. wah kayaknya sulsel prospek nih daerahnya buat masarain produk saya,,,hehehe
    pakai filter air Dr.Toya aja gan Insya Allah membantu mengatasi masalah air kuning,bau dll

    BalasHapus
  4. mas pembuatan filternya ga disertai dgn gambar ya?saya tertarik dgn filter air yg mas buat..kondisi air di kampung saya sama dgn di tempat anda

    BalasHapus
  5. mas pembuatan filternya ga disertai dgn gambar ya?saya tertarik dgn filter air yg mas buat..kondisi air di kampung saya sama dgn di tempat anda

    BalasHapus
  6. Jadi setelah d bak penampungan perlu di endapkan beberapa hari dulu atau bisa langsung digunakan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa langsung digunakan gan,cuma kerannya dibuka setengah sambil tunggu jernih

      Hapus
  7. Gan ane dah coba, tp airnya koq kuning gt ya gan.?
    Thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1.Apa air kuning karena zat lain saya belum coba gan.Ini hanya untuk air kuning karena konsentrasi zat besi tinggi.
      2.Coba perhatikan detail proses pembuatan filternya.
      3.Filter perlu menyesuaikan dalam beberapa hari,biasanya dua hari.alirkan saja dulu.Filter ini semakin lama semakin jernih.
      4.Terima kasih sudah berkunjung

      Hapus
    2. Sama gan pertama air keluar mmg jernih trus ane kasih papan tipis diatas tandon. Dan air agak keruh ditandon dan stelah masuk filter airnya jd kuning gan.

      Hapus
    3. Apa pasirnya perlu ditambah ya gan.?
      Thx gan

      Hapus
    4. wah ini kebalik ya air jernih jadi kuning mumet ndasku klo begitu mas.

      Hapus
    5. Ane jg bingung gan.
      Thx for your info gan.

      Hapus
    6. Udh nemu solusinya blm gan brand mash??

      Hapus
  8. gambarnya dong, pengen coba juga, sama tu keadaan airnya, bening tapi sebenta trus bbrapa jam berminyak, besoknya kuning deh

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  11. Terimakasih sdh share pengetahuannya.

    BalasHapus
  12. Apa keluaran air kran kencang..
    Bgmna jika filter dibuat sebelum air masuk bak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Air keluar kencang pak 1 liter/ 2 detik, jika filter dibuat di luar nambah biaya gan, lagian keuntungan yg lain adalah filternya terus terendam air/terus basah sehingga tidak memadat kalau struktur filter memadat pasti buntu. Terima kasih telah berkunjung.

      Hapus
  13. Balasan
    1. https://drive.google.com/file/d/10C4cyv0E_JpcfPfANGWd5VqNIKRQHvpB/view?usp=drivesdk

      Hapus
  14. Maaf ada yg berubah dari pipa bisa dibelah menggunakan grinda

    BalasHapus
  15. https://drive.google.com/file/d/10EbXSJexEOURZUFA4y5vq1cX-A86XtAr/view?usp=drivesdk

    BalasHapus